“Party girls, don’t get hurt, can’t feel anything, when will I learn, I
push it down, push it down..”
Nada dering alarm di HPku yang kuganti dengan lagu milik Sia berjudul Chandelier kali ini berbunyi. Berbeda dengan hari sebelumnya dimana aku sudah terbangun sendiri sebelum alarm berbunyi, pagi tadi aku bangun dengan sedikit ogah-ogahan, mungkin juga karena jamnya yang kumajukan menjadi jam 05.00 pagi.
Aku langsung bergegas untuk mandi dan bersiap berangkat menuju tempat
magang. Seperti yang kuharapkan sebelumnya, semoga hari ini akan jauh lebih
baik dari kemarin. Jam 08.55 aku sampai di TKP, Tempat Kerja Praktek :) Tapi lagi-lagi
aku harus menerka-nerka kenapa aku harus menunggu dulu di lobby sampai 20
menit, entah Mas Hedy nya yang sedang keluar atau bagaimana, yang jelas aku
masih terus duduk tenang mencoba menyembunyikan kebingunganku.
“Aku berharap kepada mata indahku,
teruslah menatap tajam, jangan biarkan dirimu sayu apalagi layu, jangan hilang
pandangan. Aku berharap kepada bibir merahku, teruslah membuat garis melengkung
kebawah, tersenyumlah setidaknya sebentar lagi, dan lanjutkan dengan tawa,
jangan hilang seyuman, jangan pernah.”
Sulit sekali untuk ku mempertahankan mood, sulit sekali bertahan untuk tetap
ceria, apa lagi untuk memulai sesuatu. Tapi tetap saja, selalu ada yang pertama
untuk segalanya. Hal yang kubenci adalah yang asing bagiku. Tapi aku
menetralisirnya dengan mengingat-ingat kembali hal yang telah kulakukan
sebelumnya. Seperti yang kita tahu, aku memperjuangkan event ODHA Awareness
2015 untuk direalisasikan, btw bagi yang belum tau tentang event ini akan
kuceritakan di posting berikutnya. Satu-satunya tujuanku adalah mencoba
mengukur diri sendiri, sejauh mana aku berinisiatif, hingga akhirnya 13 Mei
2015 aku sampai pada titik tujuanku, Hari H event ODHA Awareness 2015. Sebelumnya
aku juga mengajukan diri sebagai volunteer di event “Sarapan Sehat Sebelum Jam
9” tentunya dengan teman-teman dari Badranaya. Lalu juga belum lama ini pada
event “Grand Launching Suzuki”. Kedua event itu sama-sama asyik, banyak
memberikanku pelajaran, terutama dalam menghadapi orang-orang dan situasi baru.
Disitu aku tidak kenal siapapun, tidak mengerti banyak hal, dan tindak mahir
segalanya. Tapi akhirnya kulalui juga. Meskipun banyak hal yang kulakukan
dengan tidak sempurna, sedikit menyedihkan rasanya, tapi selebihnya mengasyikan
:) Banyak orang berusaha mengingatkanku bahwa didunia ini tidak ada yang
sempurna, tapi tetap saja rasanya seperti mengganjal.
Pada intinya adalah
aku terus berusaha mengingat moment-moment itu, saat-saat dimana aku tidak kenal
siapapun, tidak tahu banyak hal, tapi harus melakukan segalanya. Sekarang anggap
saja aku sedang didepan mesin waktu, lalu masuk untuk mengulangi hari itu, tapi
dengan situasi yang berbeda, dan orang-orang baru yang berbeda. Sehingga nanti hasilnya
akan tetap sama, semuanya akan baik-baik saja, dan akan kulewati dengan asyik
atau bisa jadi lebih baik.
10.56 pagi, tepatnya
saat ini, ketika aku menulis cerita yang hampir sampai pada paragraph akhir ini.
Aku duduk di satu meja kerja yang kosong, didepan Mas Wahyu, dan Mbak Dea. Mereka
sangat sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, dan aku? Aku juga sibuk menulis
ketakutan ini menjadi sebuah tulisan positif, semoga, sembari menunggu Mas Hedy
yang ternyata masih berada di Pasuruan karena salah satu penyiar yang
meninggal. Baiklah.
Dan, akhirnya harus kupotong
ceritanya supaya kita tidak bosan :) senang bertemu lagi di lembar kesekian
tulisanku. Semoga harimu menyenangkan, semoga hariku juga mengasyikan, semoga
kita yang selalu terberkati 0:) Sampai bertemu di halaman berikutnya!
With LOVE,
ROSA BRIGITTA
Komentar