Judul buku : Waktu Aku Sama Mika
Penulis :
Indi
Penerbit :
Homerian Pustaka
Peresensi : Angelina Ayudila Rosa Brigitta
Jenis buku : Novel
Cetakan :
XI
Tahun Terbit : January 2013
Ukuran :
11 cm x 18 cm
Kertas : HVS 70 gram
Kertas : HVS 70 gram
Tebal buku : 145 Halaman
Menceritakan tentang seorang gadis
penderita scoliosis yang berkepribadian pasif dan tidak percaya diri, berubah
menjadi pribadi yang lebih tangguh setelah bertemu dengan seorang laki-laki
pengidap HIV/AIDS yang kemudian menjadi kekasihnya. Novel ini adalah kisah
inspirasi yang diambil dari kisah nyata di catatan harian Indi sewaktu
berpacaran dengan Mika, seorang laki-laki pengidap HIV/AIDS yang telah meninggalkan
banyak cerita bahagia saat bersama Indi.
Mika, pria berambut gondrong dan
bertatto, berbadan kurus dengan tulang pipi yang menonjol , sorot matanya
selalu memandang optimis, nafasnya wangi mentol dan badannya seperti wangi
sabun dettol, pipi kanannya berlesung pipit membuatnya semakin kelihatan manis.
Semua hal tentang Mika sangat disukai Indi. Bagi Indi, Mika itu sempurna.
Bahkan ketika orang tuanya melarang ia berpacaran dengan pria bertatto dan
pengidap HIV/AIDS itu, Indi tetap mencintai Mika dan menyukai semua hal yang
ada pada diri Mika.
Indi merasa semua hal menjadi semakin
mudah sejak ia bertemu Mika. Dulu ia selalu ingin hari-harinya cepat berlalu,
namun sejak bertemu Mika, satu hari rasanya terlalu cepat berlalu. Sebelumnya
Indi adalah gadis yang selalu merasa tidak percaya diri. Scoliosis atau cacat
tulang belakang yang dideritanya membuat ia merasa berbeda dengan remaja-remaja
lainnya. Agar berdiri tegak, dokter memasang penyangga di sepanjang punggung
sampai sebatas leher, membuatnya semakin banyak diejek remaja-remaja lain
disekitarnya yang tumbuh dengan sempurna. Indi tidak bisa berlari, melompat,
menari, dan melakukan hal-hal lain yang ia sukai yang dapat memperparah
penyakitnya. Itulah yang membuatnya menjadi gadis yang pendiam, tidak percaya
diri dan sangat sulit untuk berteman.
Namun semuanya berubah sejak Mika hadir
di hidupnya. Mika seperti seorang malaikat yang dipinjamkan Tuhan untuk menjaga
Indi. Mika mengajarkan banyak hal, Mika memberikan banyak hal, Mika merubah
segalanya, Mika membuat Indi menjadi seorang gadis yang pemberani dan tangguh.
Mika menjadikan Indi merasa special. Mika mencintai Indi dengan cara yang paling
manis. Mika menyayangi Indi tanpa pernah meminta balas. Mika mengajarkan Indi
arti cinta sesungguhnya, cinta yang tulus, cinta tanpa syarat.
Sekian banyak waktu yang telah dilalui
Indi bersama Mika, membuatnya semakin tidak bisa hidup tanpa Mika. Namun
semakin lama kondisi Mika semakin melemah. Mika berusaha membuat Indi menjauh
karena ia tau waktunya sudah dekat dan ia tidak ingin menyakiti Indi dengan
kondisinya yang semakin buruk itu.
Novel ini bergaya bahasa unik,
tulisannya terdengar polos, dan apa
adanya, namun setiap rangkaian kata-katanya memiliki makna yang sangat dalam
dan menyentuh hati pembacanya. Alur yang digunakan tidak seperti novel-novel
pada umumnya, ini lebih seperti kumpulan tulisan dalam sebuah diary yang
dibukukan sehingga alur yang digunakan tidak berurutan untuk menjadi sebuah
rangkaian cerita. Disini penulis menceritakan sesuai dengan keinginan hatinya,
bagian-bagian cerita tentang Mika yang mana dahulu yang ingin disampaikan
kepada pembaca. Misalnya di halaman 9 penulis menceritakan tentang bagaimana
Mika mulai merasakan sakitnya, sedangkan di halaman 59 penulis menceritakan
tentang bagaimana dulu saat Mika menggendongnya untuk berlari dan merasakan
bagaimana nikmatnya berlari.
Novel ini juga banyak menginspirasi.
Lewat rangkaian kata-katanya yang indah, penulis ingin mencoba menyampaikan
bahwa kekurangan yang dimiliki seseorang tidak boleh membuatnya merasa terpuruk
dan putus asa. Penulis ingin menceritakan bagaimana Mika yang dulu memberinya
semangat dan menjadi inspirasi terbesarnya, dan berharap pembaca juga ikut
terinsprasi dari kisah yang ditulisnya itu.
Ukuran buku yang tidak terlalu tebal dan
besar, membuatnya lebih praktis untuk dibawa kemanapun. Design covernya juga
sangat unik dan menarik, seperti sebuah buku catatan harian, selain itu juga
tidak terlalu ramai atau dipenuhi objek, di cover depan hanya ada judul, satu
gambar kecil sepasang kekasih dan kutipan salah satu kalimat yang ada di dalam
novel tersebut. Di cover belakang juga terdapat beberapa rangkaian
kalimat-kalimat indah tentang Mika, yang semakin membuat orang penasaran dan
ingin segera membaca isinya.
Disisi lain, novel ini mungkin akan
terdengar agak “cengeng” bagi mereka yang tidak terlalu gemar membaca novel
bertema cinta. Namun ini bukanlah sesuatu kelemahan yang menonjol, karena setiap
pembaca memiliki seleranya masing-masing. Dan terbukti novel ini pun laris
hingga menjadi best seller dan diangkat menjadi sebuah film dan menjadi salah
satu yang terlaris di Indonesia tahun 2013 berjudul Mika.
“Mika
ajarkan aku tentang cinta tanpa syarat.
Cinta
tidak perlu berbalas. tidak perlu pamrih.
Kalian
mau tau buktinya?
Mika
selalu bilang, dia sayang sekali sama aku.
tapi
Mika tidak pernah Tanya, aku sayang dia atau tidak…”
“Mika
mengisi kehidupanku yang hitam-putih dengan penuh warna.
Mika
adalah penghubungku dengan dunia luar.
Hal
pertama yang dilakukan Mika untukku adalah, dia mengenalkanku pada
teman-temannya.
Mika
memaksaku untuk bergaul dengan mereka.
Biasanya
Mika akan sedikit menjauh dan membiarkan aku untuk memulai percakapan.
Sangat
sulit dan menakutkan bagiku untuk memulainya.
Tapi,
aku tidak bisa menolak keinginannya. Aku terlalu menghormatinya.
Apapun
yang bisa kulakukan agar membuatnya senang, akan kulakukan..”
“Mika
itu malaikatku..
tapi
dia pelupa..
Mika
lupa pakai sayap malaikatnya..
sekarang
mika lagi ambil sayapnya..
Di surga..”
Komentar