Kisah Lapuk Jemiah: ELEGI (Part 5) Repost 18 Juli 2014

ELEGI

Senyumnya menari-nari diatas peluh kerja keras,
membungkus lara yang tak ingin diperlihatkan pada dunia.
Mengenang barisan kenangan yang terhimpit oleh waktu,
dua dunia yang berbeda, dimanakah keduanya sedang berada?
Ia disini, namun separuh jiwanya jauh disana, mengapa?
Tak dapatkah ia mengulang waktu tuk mendampingi separuh jiwanya lagi?

Tetes airmatanya mulai tak tertahan
Mengingat setiap cerita dibalik sejarah keduanya,
Dan sekarang hanya ia yang tersisa,
Bertahan demi hidup yang penah diperjuangkan bersama.

Ia merindukan hari-hari dimana keduanya saling bercengkrama
melepas segala beban, merangkai setiap impian
Keduanya adalah kesatuan yang kuat
Ia yang pergi, adalah tiang tempat berpegang
dan Ia yang masih tersisa, adalah sandaran untuk bertopang
Namun sekarang nyatanya hanya satu yang menghuni dunia

Dia bernafas dalam kenangan
Membalut duka yang tak mungkin sirna
Sekalipun telah lama mengikhlaskan kepergian itu
Namun duka, akan tetap membekas dalam di lubuk jiwa

Ia sadar akan selalu diawasi dari jauh
Ia yakin akan selalu dijaga dari sana
Kadang Ia berkata pada dirinya sendiri
“Kau tidak pernah pergi, kau hanya sedang bersembunyi”
Hingga pada akhirnya ia temukan lagi yang telah pergi
Memulai kembali kisah lapuk bersejarah itu

Wahai separuh jiwa wanita tua yang tangguh ini
Jika kau lihat kini apa yang ia lakukan
Tak banyak yang berubah sejak kau pergi meninggalkan dunia
Semua hal masih sama seperti dulu ketika kau ada disampingnya
Namun rasa tak lagi sama
Kini sunyi adalah kekasih sejati
dan Sepi adalah teman jiwa
Semuanya itu sejak engkau berlalu

Tak banyak yang dapat dilakukannya
Selain meminta kepada Sang Kuasa
Memanjatkan doa disetiap sujudnya
Memohonkan surga bagimu disana
Hingga pada akhirnya,
Tuhan... kembali mempersatukan.

---------------------------------------------------------------------------------------------



To be continued.....


Komentar