Lahir ditahun 1949 tak menyisakan sedikitpun memori kapan tepatnya tanggal dan bulan kelahirannya, hanya tersisa “Jumat Legi” yang tersimpan dalam kenangan tentang hari lahirnya. Jauh dari peringatan hari ulang tahun, sejak kecil ia tak pernah tahu kapan tanggal bersejarah itu.
Tak
seperti orang-orang jaman sekarang, dalam kerumunan pesta, gaun malam dan
pakaian indah, serta kue tart yang begitu megah, Jemiah tak sekalipun merasakan
hal itu semasa hidupnya. Baginya pertambahan usia cukup sebagai sebuah berkah
yang melimpah dari sang kuasa, hingga dirinya dapat mendampingi anak-anak dan
cucu-cucunya tumbuh besar.
Sirum,
seorang penjual sayur keliling yang memiliki enam anak adalah buah cinta Jemiah
dan suami pertamanya terdahulu. Lalu Karyani, seorang dosen di Universitas
Wisnuwardhana di kota Malang adalah bukti keberhasilan Jemiah menyekolahkan
anak pertama dari almarhum suami keduanya, Mariyono. Sedang Kartono, anak kedua
Jemiah dari Mariyono merupakan darah daging ketiganya yang kini tinggal serumah
dengannya.
Kartono
memberi dua cucu-cucu cantik pada Jemiah, Genduk dan Dinda. Genduk yang kini hampir
menginjak usia ke 17 adalah gadis harapan keluarga yang kini disekolahkan di
SMA GIKI Surabaya demi mengangkat derajat keluarganya. Dan dinda, gadis kecil
nan lugu yang duduk di bangku taman kanak-kanak di TK Nurul Rahma Simo Mulyo
Surabaya, adalah cucu kecil Jemiah yang selalu menghadirkan semangat hidup dalam
menjalani hari-hari. Tawa Dinda mengemas peluh perjuangan Jemiah menjadi sebuah
kebahagiaan kecil setiap ia pulang dari rumah majikan untuk mencuci dan
menyeterika pakaian. Wajah malaikat pada diri anak kecil memang selalu
memberikan ketentraman tersendiri didalam hati.
Tiada yang lebih berharga dari harta
yang tak ternilai, itulah keluarga. Jemiah hanya ingin menghabiskan masa tuanya
bersama keluarga. Kini ia tinggal bersama dengan anak ketiganya, Kartono, serta
istri dan kedua anak Kartono. Kedua anak Jemiah lainnya tinggal dirumah mereka
masing-masing, sementara ia sendiri telah ditinggalkan almarhum suami keduanya,
Mariyono, sejak tiga tahun yang lalu. Itulah sebabnya Kartono memutuskan untuk
tetap tinggal bersama Jemiah menemani hari-hari tuanya.
To be continued...
Komentar