Ibu, Mama, Bunda, atau dengan apapun beliau disebut, adalah pahlawan masing-masing dari kita, right?
Pahlawan, cerita menarik dari pahlawan yang satu ini sebenarnya ribuan bahkan jutaan, tapi kalo di inget-inget apa aja cerita menarik itu aku seolah lupa, sangking banyaknya. Ibu ku bisa jadi ibu tersabar didunia karena punya anak model begini, seperti aku ini.
Dari lahiran aja, beliau udah sangat sabar menanti ku keluar dari perut besarnya meski aku nya "ndablek" udah waktunya keluar nggak keluar-keluar juga. Sampai air ketuban pecah dan hampir habis pun aku masih sembunyi didalam perut Ibuku yang sedang berjuang melawan rasa sakit yang luar biasa. Bahkan dokter sempet bilang bakal butuh operasi untuk ngeluarin si bayi kecil ndablek itu - aku, kalau nggak, mungkin aku bakal balik ke surga dan nggak jadi menginjakkan kaki di bumi. Tapi lagi-lagi berkat kesabarannya aku pun lahir dengan normal, tanpa operasi, dan dengan sehat, utuh, dan nggak kurang apapun.
Selama hidup 21 tahun, banyak hal yang aku alami sama Ibu, mulai dari yang enak saaaampai nggak enaknya. Waktu kecil aku pendiam, setelah agak besar aku jadi pemberontak, dan sekarang memutuskan untuk tidak jadi keduanya. Selama fase-fase yang banyak berubah dan berkembang di dalam diriku itu, Ibu tetap dengan sabar menghadapiku. Beliau tidak pernah bisa sesempurna yang aku harapkan, tapi selalu berusaha memberikan yang terbaik untukku.
Perjuangannya lebih dari sekedar materi, misalnya? Misalnya.... Beliau Ibu yang sudah tidak muda dan semakin ringkih dengan yang namanya nyeri otot, sakit punggung, dan sebagainya. Tapi selalu tidak tega kalau aku berangkat kuliah dari rumah Sidoarjo ke Surabaya. Selalu dia nawarin mau dianter apa nggak, padahal ya sama aja naik motornya, tapi beliau selalu nawarin untuk nyetirin aku ke Surabaya. Dia tau aku bisa sendiri tapi selalu nggak tega, selalu nganterin, kemanapun aku perlu pergi, dari ujung timur sampe ujung barat nya Surabaya, dia yang nyetirin. Ya itulah, sebenernya aku bisa jaga diri sendiri tapi ya namanya pahlawan, dia bakal selalu ada meski kita bisa mandiri.
Ada satu moment yang nggak pernah aku lupain, waktu seorang sahabatku, namanya Afrin, kami berdua dan beberapa temen kami lagi ngadain bakti sosial di sebuah panti asuhan, dan waktu itu aku dianterin Ibu naik motor karena belum tau lokasinya, dan kebetulan Ibuku tau lokasinya. Lalu apa yang dibilang Afrin kepadaku?
"Rose, mama mu ketok banget yo lek suayang ambek kamu," (Rose, mama mu kelihatan banget ya kalau sayang sama kamu).
Dan kenapa Afrin bilang gitu? ya karena dia baru lihat, ada ya seorang Ibu yang mbelan-mbelani nganterin anaknya yang udah segede ini jauh-jauh dan panas-panas.
Well, orang lain aja bisa lihat gimana sayangnya Ibuku sama aku, apalagi (seharusnya) aku. Semoga Ceritaku tentang Ibu ini bisa sedikitnya mengingatkan kita bahwa meskipun Ibu adalah manusia biasa yang tidak bisa sesempurna yang kita harapkan, yang kadang suka marah, atau ngomel, tapi yakin lah bahwa beliau selalu berusaha memberikan yang terbaik buat kita.
Ibu, segala doa baik untuk kita, God Bless Us :)
Blessed daughter,
- ROSE-
Komentar